Rabu, 19 Mei 2010

makalah peran masyarakat dan keluarga dalam pengambilan keputusan persalinan

TUGAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PERAN IBU HAMIL, SUAMI, KELUARGA DAN MASYARAKAT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERSALINAN
Dosen pengampu : Windiaretno SKM


Di susun oleh:
Jumirah A 0803001
Adinda Trias Agustina A 0803006
Nurul Hidayatun A 0803016
Sri Murniati A 0803019
Yunita Indah P A 0803020
Ditta Agustine W.A A 0803021
Suciyanti A 0803026

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
POLITEKNIK BANJARNEGARA
2010 / 2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan tugas ini dapat diselesaikan.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Kesehatan reproduksi dengan judul “Peran Ibu Hamil, Suami, Keluarga dan Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan Persalinan” di D III Kebidanan Politeknik Banjarnegara.
Terima kasih disampaikan kepada bapak Windiaretno S.KM selaku dosen mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya tugas ini.
Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Reproduksi.



Banjarnegara, 5 Desember 2009


Penyusun










BAB I
PENDAHULUAN

Kematian ibu adalah kematian seorang perempuan saat hamil atau dalam 40 minggu setelah berhentinya kehamilan, tanpa memandang durasi atau lokasi kehamilan, karena berbagai penyebab yang berhubungan dengan atau distimulasi oleh kehamilan dan penanganannya, tetapi tidak dari kasus-kasus kecelakaan atau insidental. Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu (15-49 tahun / 100.000 permpuan per tahun). Ukuran ini merefleksikan, baik resiko kematian ibu hamil dan baru saja hamil, serta proporsi perempuan menjadi hamil pada tahun tersebut. Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi. Tingginya angka kematian, terutama kematian ibu menunjukkanmasih rendahnya kualitas kesehatan.Berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia pada tahun 1994, angka kematian ibu adalah 390 / 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu sebagian besar di sebabkan oleh perdarahan. Perdarahan ini di sebabkan salah satunya karena keterlambatan dalam pengambilan keputusan yang berakibat pula pada keterlambatan merujuk. Untuk itu, perlu di bentuk Desa Siaga yang di dalamnya terdapat peran serta masyarakat dalam pengambilan keputusan persalianan.







BAB II
PERMASALAHAN

Kurangnya peran masyarakat dan keluarga dalam pengambilan keputusan persalinan.



















BAB III
TINJAUAN TEORI

1. Peran serta masyarakat
Pengertian
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1991) peran serta masyarakat adalah keadaan di mana individu, keluraga, maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap kesehatan diri, keluarga maupun kesehatan masyarakat lingkungannya sedangkan menurut Noto admodjo (2007) peran serta masyarakat di bidang kesehatan berarti keikut sertaan seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatannya sendiri.
Di dalam peran serta, setiap anggota masyarakat di tuntut suatu kontribusi atau sumbangan. Kontribusi tersebut bukan hanya terbatas pada dana dan finansial saja tetapi dapat berbentuk tenaga (man), uang (money), benda (material) dan ide (mind).
2. Elemen-elemen peran serta masyarakat
a. Motivasi
Tanpa motivasi masyarakat sulit untuk berperan serta di segala program. Motivasi harus timbul dari masyarakat itu sendiri, sedangkan pihak luar hanya merangsang saja. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan sanagt di perlukan dalam rangka merangsang timbulnya motivasi.
b. Komunikasi Informasi Masyarakat
Melakukan interaksi secara terus menerrus, berkesinambungan dengan masyarakat mengenai segala permasalahan, dan kebutuhan masyarakat akan kesehatan.
c. Kooperasi
Kerjasama dengan instansi di luar kesehatan masyarakat dan instansi kesehatan sendiri adalah mutla di perlukan. Team work antara mereka ini akan membantu peran serta.
d. Mobilisasi
Hal ini berarti bahwa peran serta itu bukan hanya terbatas pada tahap pelaksanaan program. Peran serta masyarakat di mulai seawal mungkin sampai akhir, mulai dari identifikasi masalah, menentukan priorotas, perencanaan program, pelaksanaaan sampai dengan monitoring.
3. Bentuk-bentuk peran serta masyarakat
a. Peran serta perorangan dan kelurga
Dilaksanakan oleh setiap anggota keluarga danmasyarakat dalam menolong dirinya sendiri dan kelurga untuk dapat hidup sehat.
b. Peran serta masyarakat umum
Meliputi kegiatan untuk menjalin hubungan yang erat dan dinamis antara pemerintah dan masyarakat dengan cara mengemmbangkan dan membina komunikasi timbal balik serta menyeberluaskan informasi tentang kesehatan.
c. Peran serta masyarakat kelompok penyelenggara upaya kesehatan
Dilakukan oleh organisasi-organisasi atau lembaga swadaya yang ada di masyarakat (LSM), ataupun perusahaan swasta yang peduli terhadap masalah kesehatan.
d. Peran serta masyarakat profesi kesehatan
Meliputi kelompok dokter, perawat, dokter gigi, apoteker, bidan dan sejenisnya (Depkes RI, 1991)
4. Faktor-faktor dalam peran serta masyarakat
Dalam upaya mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat ada beberapa faktor yang bisa mendorong maupun menghambat. Faktor-faktor tersebut serbagai berikut :
a. Faktor pendorong
1) Faktor-faktor di masyarakat
Dari sejak nenek moyang kita, telah di kenal adanya semangat gotong royong dalam malaksanakan kegiatan di masyarakat. Semangat gotong royong ini bertolak dari nilai budaya yang menyangkut hubungan antar manusia sehingga mendorong timbulnya peran serta masyarakat.
2) Faktor-faktor di pihak provider
Faktor pendorong terpenting yang ada di pihak provider ialah adanya kesadaran di lingkungan provider, bahwa perilaku merupakan faktor penting dan besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan. Selain itu, keterbatasansumber daya di pihak provider juga merupakan faktor yang sangat mendorong untuk mengembangkan peran serta masyarakat.
b. Faktor penghambat
Seperti halnya faktor pendorong, faktor penghambat juga bisa di kelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu sebagai berikut :
1. Faktor penghambat yang terdapat dimasyarakat
• Persepsi masyarakat yang sangat berbeda dengan persepsi provider tentang masalah kesehatan yan dihadapi.
• Susunan masyarakat yang sangat heterogen dengan kondisi sosial budaya yang sangat berbeda-beda pula.
• Pengalaman pahit masyarakat tentang program sebelumnya.
• Sistem pengambilan keputusan dari atas kebawah.
• Adanya berbagai macam kesenjangan sosial.
• Kemiskinan
2. Faktor penghambat yang terdapat dipihak provider
• Terlalu mengejar target, hingga terjerumus dalam pendekatan yang tidak partisipatif.
• Pelaporan yang tidak objektif, hingga provider keliru menafsirkan situasi.
• Birokrasi, yang sering memperlambat kecepatan dan ketepatan respon pihak provider terhadap perkembangan masyarakat.
• Persepsi yang berbeda antara provider dan masyarakat

Upaya-upaya dalam pembinaan peran serta masyarakat
Beberapa upaya yang dilakukan meliputi : Dana sehat, donor darah berjalan serta suami siaga, bidan siaga dan desa siaga
1. Dana Sehat
Merupakan upaya pemeliharaan kesehataan perorangan, keluarga dan masyarakat yang didukung oleh sistem pembiayaan yang dikumpulkan dari dan oleh masyarakat berdasarkan semangat gotong royong.
Pembentukan dana sehat dapat dilakukan dengan cara :
a. Melakukan pendekatan edukatif untuk memperoleh kesepakatan masyarakat dan pimpinan desa tentang pengumpulan dana untuk pembiayaan kesehatan dana diperoleh dari iuran atau barang yang diserahkan oleh peserta ( keluarga ) dan dihimpun oleh pengumpul yang ditunjuk setiap bulannya
b. Berdasarkan keputusan atau musyawarah desa yang ditetapkan pengelola dan pesertanya.
c. Dana efektif dan efisien yang terkumpul dapat digunakan untuk membeli obat sederhana guna mengobati penyakit-penyakit ringan pada anggota oleh kader terlatih maupun dalam biaya persalinan

2. Donor Darah berjalan
Merupakan salah satu kegiatan yang diadakan didesa-desa yang ingin menyukseskan program Desa Siaga. Kegiatan ini dilaksanakan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu melalui penyaluran donor darah untuk ibu hamil atau ibu bersalin yang membutuhkannya. Kegiatan donor darah berjalan melibatkan peran serta masyarakat, khususnya keluarga dari ibu hamil dan ibu bersalin. Masyarakat diharapkan dapat membangun sistem jaringan donor darah dalam suatu kelompok masyarakat desa, sehingga dalam situasi darurat donor secepatnya dapat diberikan kepada ibu melahirkan.
Secara umum proses pembentukan donor darah berjalan hampir sama dengan pembentukan dana sehat hanya saja pada tahap sosialisasi memerlukan bantuan dari palang merah indonesia ( PMI ) untuk menjelaskan masalah donor darah agar masyarakat bertambah pengetahuannya. Dengan demikian diharapkan dapat terjadi peningkatan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan donor darah. Pelaksanaan kegiatan donor darah berjalan melibakan seluruh anggota masyarakat termasuk ibu hamil. Pada tahap awal, setiap ibu hamil diharapkan memiliki lima orang dewasa dalam keluarganya untuk diikutsertakan dalam proses pemeriksaan kehamilan dan pemberian konseling mengenai segala persiapan kehamilan dan dalam menghadapi persalinan. Kelima orang tersebut diperiksa golongan darahnya untuk persiapan sebagai pendonor apabila terjadi perdarahan apabila sewaktu-waktu, seorang ibu hamil atau ibu bersalain memerlukan donor darah, bidan dapat segera menghubungi anggota keluarganya yang memiliki golongan darah yang sama. Sistem sederhanai ini diharapkan dapat memberikan dampak besar terhadap keberhasilan program Desa Siaga terutama untuk menurunkan angka kematian ibu hamil, bersaln, nifas , serta bayi.



3. Suami Siaga
Merupakan bentuk pendampingan yang diberiakan pada ibu, karena salah satu orang terdekat ibu adalah suami. Suami menyiapkan biaya pemeriksaan dan persalinan, siap mengantar istri ketempat pemeriksaan dan melahirkan, siap menjaga istri melahirkan. Suami siaga adalah suami yang siap menjaga istrinya sedang hamil, menyediakan tabuang bersalin, serta memberikan kewenanang untuk menggunakannya apabila terjadi masalah kehamilan. Suami siaga mempunyai jaringan dengan tetangga potensial yang mampu mengatasi masalah kegawatdaruratan kebidanan. Suami siaga juga memiliki pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan, persalinan, nifas dan mengutamakan keselamatan istri. Selain itu suami memainkan peranan penting, terutama dalam pengambilan keputusan yang berkenaan keputusan dengan persalinan pasangannya.

4. Bidan Siaga
Dengan adanya bidan siaga diharapkan pelayanan kepada masyarakat dapat diberikan, khususnya dalam pelayanan selama kehamilan, persalinan dan masa nifas serta dalam upaya menggerakkan masyarakat untuk membentuk sistem transportasi, donor darah, dan tabungan bersalin untuk mengatasi kegawatdaruratan pada saat persalinan. Sebagai contoh bidan ikut sebagai pendonor dalam program donor darah berjalan, menyediakan pelayanan untuk tabungan ibu bersalin serta berperan aktif dalam program pemerintah.

5. Desa Siaga
Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan serta kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri.


BAB IV
PEMBAHASAN

AKI diIndonesia termasuk tinggi, hampir 42% kematian ibu disebabkan oleh perdarahan yang rata-rata karena alasan 3T yaitu terlambat mendeteksi, terlambat merujuk dan terlambat mendapatkan pertolongan. Namun dari penyebab semua itu T yang kedua menjadi penyumbang terbanyak terjadinya kematian ibu
Terlambat mendeteksi bisa terjadi namun jika bidan mempunyai kompetensi yang bagus maka hal ini tidak akan terjadi.
Terlambat merujuk, ini merupakan alasan klasik, karena terlambat waktu sedikit saja nyawa ibu bisa melayang. Penyebab terlambat merujuk disebabkan oleh banyak faktor diantaranya :
1. Faktor ekonomi
2. Faktor transportasi
3. Faktor fasilitas umum ( jalan )
4. Faktor geografis ( perjalan menuju ketempat pelayanan kesehatan yang jauh )
Faktor tersebut muncul karena kurangnya peran serta masyarakat. Upaya untuk mengilangkan faktor tersebut adalah dengan mengikutsertakan masyarakat dalam pengambilan keputusan persalinan, misalnya dari faktor ekonomi dapat diselenggarakan adanya dana sehat untuk membantu biaya persalinan ibu, dari faktor transportasi dalam satu desa ada satu atau dua kendaraan khusus yang siap digunakan untuk mengantar ibu bersalin ketempat pelayanan kesehatan.
Selain itu peran serta masyarakat dapat memberiakan keuntungan berbagai pihak baik untuk masyarakat itu sendiri maupun pihak penyelenggara pelayanan dengan peran serta masyarakat dibidang kesehatan maka upaya kesehatan yang dilaksanakan benar-benar sesuai dengan masalah yang dihadapi masyarakat.


BAB V
PENUTUP


A. Simpulan
Jadi peran serta masyarakat dan keluarga sangat dibutuhkan dalam pengambilan keutusan persalinan. Persiapan persalinan sebaiknya disiapkan jauh hari sebelum hari perkiraan kelahiran. Dengan adanya peran masyarakat akan membantu ibu untuk mengantar ketempat persalinan serta dapat membantu pembiayaan dengan adanya dana sehat. Peran keluarga dalam pengambilan keputusan ini mendukug dan mendampingi ibu saat menuju tempat persalinan dan saat proses persalinan. Keikutsertaan peran masyarakat dan keluarga dalam pengambilan keputusan persalinan sangat penting untuk memperlancar proses persalinan dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.
B. Saran
1. Untuk masyarakat pada umumnya perlu ditingkatkan adanya peran serta dukungan masyarakat pada ibu bersalin.
2. Untuk bidan, harus lebih mengetahui peran masyarakat dan keluarga dalam pengambilan keputusan persalinan.
3. Untuk mahasiswa perlu meningkatkan keterampilan dan pengetahuan agar dapat ikut berperan serta untuk meningkatkan peran masyarakat dan keluarga dalam pengambilan keputusan.

DAFTAR PUSTAKA



Heru,Adi S.1995. Kader Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
Luanaigh,P dan Cindy Carlson.2008. Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC.
Walsh,linda. 2008. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC
Yuliva,rifa.dkk.2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.

Tidak ada komentar: